Merenungi Nikmat atas Diri

Dari Ubaidillah bin Muhshan al-Anshary al-Khuthamy radhiallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Siapa diantara kalian di waktu pagi dalam keadaan merasa aman dalam dirinya, sehat pada tubuhnya dan memiliki persiapan makanan untuk hari itu, maka seakan telah diberikan untuknya dunia dan segala isinya”. (HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad no. 300, at-Tirmidzi no. 2347, Ibnu Majah, 2/525, dan dihasankan oleh Syaikh Nashiruddin al-Albani dalam as-Shahihah, no. 2318).

Mutiara Hadits:
1. Hadits ini mengandung isyarat untuk melatih diri bersikap zuhud terhadap dunia ini. Sebab zuhud merupakan ibadah hati yang mulia dan sanggup mendatangkan kecintaan Allah dan manusia kepada seorang hamba. Rasulullah SAW bersabda: “Berlaku zuhudlah terhadap kehidupan dunia, niscaya Allah akan mencintaiku, dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia, niscaya mereka akan mencintaumu” (1).
2. Zuhud tidak berarti kemiskinan. Sebab keduanya memang berbeda. Akan tetapi, zuhud itu meninggalkan godaan dan rayuan dunia, kendati ia memilikinya, lantaran sadar dan paham akan hakikat dunia yang hina ini (2).
3. Padanya terkandung anjuran untuk selalu mensyukuri nikmat Allah yang ada pada diri kita. Sebab, kadang kala nikmat yang kelihatannya sepele, ternyata begitu agung jika direnungi dengan hati terbuka.
4. Dalam hadits ini termuat tiga perkara yang merupakan pondasi pokok bagi tegaknya sebuah kehidupan sosial, yakni rasa aman, kesehatan tubuh serta persediaan makanan. Makanya dalam banyak ayat al-Qur’an, Allah Ta’ala hanya menyebutkan dua pokok dari tiga hal ini, yang menunjukkan bahwa jika kedua pokok ini terpenuhi maka sebuah organisasi negara akan tegak kuat, diantaranya pada surah Qurays ayat: 4 , dan surah al-Baqarah ayat 126.
5. Dalam hadits ini terdapat keterangan, bahwa siapa yang Allah Ta’ala kumpulkan baginya antara kesehatan badan, rasa aman dalam hati dan kecukupan bahan pangan untuk harinya tersebut serta keselamatan pada keluarganya, maka sungguh Allah telah mengumpulkan baginya seluruh nikmat-nikmat dimana orang yang memiliki dunia ini tidak akan mendapatkan selain dari apa yang disebutkan itu (3).
6. Secara logika, memang demikian adanya. Bahwa siapa yang pagi hari dalam keadaan sehat, merasa aman dalam dirinya serta masih memilki bekal makanan hari itu, maka seakan ia memiliki dua dan segala isinya. Silahkan renungkan nikmat sehat yang ada pada tubuh kita. Berapa miliyar jumlah pembuluh darah dan syaraf kita?, berapa banyak sumsum tulang, darah, enzim, hormon, kelenjar, antibiotik dan sebagainya?? Renungkan pula keadaan organ-organ penting dalam tubuh kita, jantung, hati, ginjal, lambung dan sebagainya. Jika Allah kehendaki, satu dari sekian miliyar syaraf atau pembuluh darah atau sumsum tulang kita bermasalah, maka berapa biaya yang harus dikeluarkan??, sungguh, jika kita menghitungnya, maka akan sama atau mendekati dengan harga dunia dan segala isinya itu. Wallahu a’lam.

_______________
(1). HR. Ibnu Majah no 4102 dengan Sanad Hasan
(2). Ibnu Qudamah, Minhaj al-Qashidin, hal. 409.
(3). al-Munawi, Faidh al-Qadir, 6/88.

(Rapung Samuddin)

Author

amyoies amyoies Fiksioner is a free template that suitable for personal blogging because the layout is like a journal.

Post a Comment